Nurvitria
Evasari adalah kakak terbaik yang pernah aku miliki di dunia ini, semasa
hidupnya dia tidak pernah mengeluh sedikitpun. Dia tidak suka merepotkan orang
lain, dia selalu berbuat kebaikan sekecil apapun kebaikan itu. Jadi tidak
berlebihan kan kalau aku menyebutnya “Manusia Setengah Malaikat” karena mbak
ria tidak pernah merasakan sakit sedikitpun, dia wanita yang begitu tangguh,
cantik, pintar, begitu sempurna jika di bilang dia manusia. Semua mencintainya,
mungkin awalnya aku merasa cemburu karena aku merasa hanya mbak ria yang di
perhatikan sedang aku di acuhkan tapi setelah aku fikir-fikir lagi tidak
sepantasnya aku berfikiran seperti itu karena bagaimanapun juga dia adalah
kakakku yang begitu menyayangiku dan berusaha menjaga serta menjadi panutan
yang baik untukku. Aku sadar mengapa semua orang menyayanginya karena memang
mbak ria pantas untuk disayangi,dia begitu baik.
Dirumah aku selalu bertengkar
dengannya tapi jujur aku begitu menyayanginya, aku bahkan takut untuk
kehilangannya. Dia adalah separuh badan dan separuh jiwaku, aku sempat berfikir
bagaimana jadinya aku tanpa mbak ria. Saat mbak ria masuk di UNS aku senang
mendengarnya tapi saat mbak ria pertama kali ikut organisasi entah organisasi
apa itu, mbak ria jadi jarang di rumah dan aku pun jarang bertemu dengannya. Saat
itu lah aku begitu marah padanya, aku selalu mengacuhkannya, aku selalu
menggunakan nada tinggi saat diajak bicara dan saat itu lah aku menjadi sedikit
keluar dari jalur. Dan itu membuatnya sedih, dia menasehatiku dengan suara
lirih. Begitu pelan tapi menusuk ke hatiku saat itulah aku sadar akan semua
kesalahan yang telah ku perbuat, aku menangis tanpa henti hatiku sakit aku
ingin berkata “Aku kangen kamu mbak, aku pengen mbog perhatiin, aku pengen kamu
di rumah nemenin aku” tapi aku tak mampu mengucapkannya, bibirku tertahan.
Kesibukan mbak ria di kampus makin
menjadi, dia semakin jarang di rumah jujur aku teramat sangat merindukannya. Karena
kesibukannya yang teramat sibuk aku memutuskan mencoba mendaftar di Farmasi dan
ternyata aku keterima, satu hari penuh aku berada di sekolah aku berfikir
mungkin itu akan membuat ku sedikit melupakan mbak ria tidak melupakan sih
sebenarnya yaah untuk hiburan lah tapi ternyata aku salah, aku sibuk dengan
sekolah dan mbak ria sibuk dengan kegiatannya
di kampus. Setiap pagi bangun tidur aku sudah tidak melihat mbak ria, satu hari full di sekolah aku pulang aku berharap dapat bertemu mbak ria tapi pupus sudah harapanku, mbak ria tidak berada di rumah sampai malam aku tertidur mbak ria masih belum pulang, Tuhan aku begitu merindukannya. Sempat aku memintanyya untuk keluar dari organisasi yang ia geluti, tapi tidak semudah itu dia memenuhi permintaanku. Tapi lama kelamaan kesibukannya sedikit berkurang aku mulai bisa berbicara dengannya lagi, betapa senang hatiku dapat mengobrol lagi dengannya.
di kampus. Setiap pagi bangun tidur aku sudah tidak melihat mbak ria, satu hari full di sekolah aku pulang aku berharap dapat bertemu mbak ria tapi pupus sudah harapanku, mbak ria tidak berada di rumah sampai malam aku tertidur mbak ria masih belum pulang, Tuhan aku begitu merindukannya. Sempat aku memintanyya untuk keluar dari organisasi yang ia geluti, tapi tidak semudah itu dia memenuhi permintaanku. Tapi lama kelamaan kesibukannya sedikit berkurang aku mulai bisa berbicara dengannya lagi, betapa senang hatiku dapat mengobrol lagi dengannya.
Tanggal
5 Juli 2012
Tanggal 5 adalah hari ulang tahun mbak
ria, sahabat + pacar mbak ria sengaja datang ke rumah pagi-pagi buta untuk
memberi kejutan pada kakku yang paling cantik dan paling hebat ini. Aku melihat
raut muka mbak ria yang begitu bahagia, senyumnya yang begitu manis membuat
hatiku bahagia. Sebuah kue tart yang cantik dan sebuah kotak kecil berisi jam
tangan menyempurnakan kejutan hari itu.
Beberapa minggu sebelum kematian mbak
ria aku merasa sedikit gelisah, aku sempat berkata pada salah satu temanku
“kalau
bentar lagi aku meninggal pie ya ?”
“hus, kamu ki ngomong apa sih ? gak boleh ngomong kayak gitu”
“ndak tau ngrasa kayak gitu aja, sorry ya nek selama ini aku punya salah”
“hus, kamu ki ngomong apa sih ? gak boleh ngomong kayak gitu”
“ndak tau ngrasa kayak gitu aja, sorry ya nek selama ini aku punya salah”
Tanggal
27 Oktober 2012
Hari itu adalah hari idul adha, sehari
penuh aku bersama mbak ria. Dari pagi sampai malem mbak ria di sebelahku. Kami berdua
menonton “Love Rain” “The Law Of Ueki” “To the Beautiful You” dan beberapa MV
Korea, hahahaha aku menyebarkan virus boyband. Hari itu kami tertawa, menangis
bersama.
*TRANSLATE*
“Dek
Love Rain-nya nggantung, mosok episodenya separo tok”
“Yo mboh wong yo aku minta temenku, kapan” tak mintake episode selanjute weh mbak”
“tenan lhoo ya, dang minta o penasaran episode selanjutnya”
“Yo mboh wong yo aku minta temenku, kapan” tak mintake episode selanjute weh mbak”
“tenan lhoo ya, dang minta o penasaran episode selanjutnya”
Hari
itu aku merasa begitu damai dan tenang.
Tanggal
28 Oktober 2012
Hari itu hari yang bahagia namun hari
yang sangat aku benci, tanggal 28 oktober adalah tanggal kepergian mbak ria,
mbak ria pergi meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya. Seharian itu mbak
ria begitu bahagia. Sore harinya mbak ria mengantarku beli mie ayam di warung
dia hanya diam dan berfikir hingga terucap kata
*TRANSLATE*
“Dek, kamu dah punya pacar atau orang seng lagi deket ?”
“Heh, enggak i mbak. Kenapa ?”
“Emmm, ndak papa. Aku mug pengen bilang nek kamu punya pacar atau orang seng lagi deket, di bawa ke rumah di kenalin sama keluarga di certain jangan di simpen sendiri apalagi backstreet.”
“iya-iya mbak, nek punya pacar tak crita”
“Dek, kamu dah punya pacar atau orang seng lagi deket ?”
“Heh, enggak i mbak. Kenapa ?”
“Emmm, ndak papa. Aku mug pengen bilang nek kamu punya pacar atau orang seng lagi deket, di bawa ke rumah di kenalin sama keluarga di certain jangan di simpen sendiri apalagi backstreet.”
“iya-iya mbak, nek punya pacar tak crita”
Selesai
beli mie ayam kami pergi ke swalayan beli es krim saat itu mbak ria bertanya
“Kok
tumben dek numbaske aku mbek mas ozy es krim ?”
“Yo ndak papa to mbak pengen kok, ndang ambil o satu ntar tak bayar e”
“enggak dek, ntar tak beli di luar wae”
“tenan kok, cepetan ambil o nanti tak bayari”
“tenan, tak beli di luar”
“Yo ndak papa to mbak pengen kok, ndang ambil o satu ntar tak bayar e”
“enggak dek, ntar tak beli di luar wae”
“tenan kok, cepetan ambil o nanti tak bayari”
“tenan, tak beli di luar”
Malam harinya kami kumpul bersama di
ruang TV aku, ibu, mbak ria, mas latief (pacar mbak ria). Jam setengah 11 ibu
di kabarin mas latief kalau mbak ria jatuh dan di bawa ke Dr.Oen, aku di ajak
menjemput mbak ria tapi karna mengantuk aku menolak ikut tapi entah kenapa
tiba-tiba aku ingin ikut menjemput mbak ria. Di jalan kami di kabari mas latief
mbak ria dipindah ke Moewardi masuk forensic, mas latief menangis sejadi-jadinya.Tuhan
ada apa ini ? aku mencoba menyembunyikan rasa gelisahku, aku menolak kenyataan
kalau mbak ria telah meninggal. Sesampainya disana aku melihat tubuh mbak ria
terbujur kaku di penuhi darah seketika aku menangis, sesak, sakit perih tapi
air mata tak mampu mengalir lagi. Kami sekeluarga menunggu jenazah mbak ria
dari jam 11 sampai jam 3 baru di bawa pulang ke rumah duka, selama disana aku
takut menunggu di dalam kamar jenazah aku tak kuat melihat tubuh mbak ria yang
berlumuran darah. Di rumah aku menangis sejadi-jadinya aku merasa seperti orang
gila melihat muka mbak ria di dalam peti, aku tersenyum tapi juga meneteskan
air mata. Saat mbak ria di angkat di bawa menuju tempat peristirahatn
terakhirnya aku tidak mampu menahan rasa sedihku, aku menangis sangat keras,
aku marah pada Tuhan kenapa harus mbak ria. Aku selalu berfikir apa saja akan
aku berikan asal mbak ria kembali lagi tapi aku tau itu percuma. Aku sekuat
tenaga menahan air mataku mencoba tegar menghadapi kenyataan, aku sempat marah
pada Tuhan. Setiap berdoa aku selalu memohon ampunan dan petunjuk-Nya. Satu hal
yang ingin aku ucapkan “AKU SAYANG BANGET SAMA KAMU MBAK RIA”
0 komentar:
Posting Komentar