Hai
guys, ini cerpen pertama yang aku publikasikan loh..jadi maaf yaa kalau typo
bertebaran dimana-mana ataupun kosa kata yang masih random banget :D
Delusi
“Hei, apa yang kau
lakukan di dalam kamarku?” ujarku pada sebuah bayangan yang kini tengah
bertengger di jendela kamarku “Hei, aku bertanya padamu. Apa yang sedang kau
lakukan di kamarku? Tidak bisakah kau berhenti menggangguku setiap malam? Aku
ingin istirahat” ujar ku sekali lagi, tapi bayangan itu hanya bergeming.
Bayangan hitam kelam itu, selalu mengintai ku setiap malam menjelang. Entah apa
yang dia lakukan di kamar ku saat aku terlelap menjelajah luasnya alam mimpi.
Bayangan itu, tak pernah mau berbicara denganku. Sudah hampir 5 tahun aku tak
melihatnya. Semenjak aku mengenal Zello, bayangan itu entah pergi kemana. Dan sekarang
bayangan hitam itu kembali muncul disaat Zello tidak berada di samping ku untuk
waktu yang lama. Aku merasa tidak nyaman setiap kali sosok hitam itu menatapku,
seakan dia ingin mengatakan sesuatu tapi dia tidak dapat mengatakannya padaku.
Hampir 1 minggu lebih dia mengikuti kemanapun aku pergi, bahkan sekarang saat
aku sedang berada di Kampus. Dia juga masih mengikutiku “Sebenarnya apa mau mu?
Kenapa kau terus menguntitku?” bayangan itu masih saja bergeming. Kupercepat
langkahku, setengah berlari menghindarinya tapi tubuhku menghantam sesuatu
“Aduh, maaf. Aku enggak sengaja” ujarku sembari mencoba berdiri. Kulihat orang
yang ku tabrak tadi, seorang gadis berparas cantik. Kulitnya kuning langsat,
rambutnya hitam panjang bergelombang. Sepertinya aku baru melihatnya hari ini
“Maaf kamu anak baru?” Dia hanya tersenyum dan menangguk “Ambil jurusan apa?”
tanyaku sekali lagi “Jurusan seni, kamu?” jawabnya “Sama, aku juga seni. Nama
kamu siapa?” Mataku masih menatap lekat paras gadis itu “Abel. Kamu?” jawabnya
“Aku Annabel” Berhubung aku dan Abel satu jurusan, kami pun memutuskan berjalan
bersama menuju ruang kuliah. Selama aku berjalan di sampingnya, aku
merasakan ada sesuatu yang aneh. Dan
baru aku sadar bayangan itu telah menghilang lagi entah kemana. Mungkin
bayangan itu lelah menggangguku seperti halnya aku yang lelah terus di
ganggunya.
Semenjak kehadiran
Abel, bayangan itu tak pernah lagi datang menyambangiku setiap malam menyapa.
Karena itu lah, aku dan Abel menjadi sering bersama. Kami sering nongkrong
bersama, Abel juga sering bertandang ke rumahku dan sesekali dia menginap di
rumah ku. Abel sangat memahamiku, begitupun sebaliknya. Aku sangat memahami
Abel, padahal kami baru bertemu beberapa hari yang lalu tapi sepertinya kami
telah saling mengenal cukup lama. Aku dan Abel pun memiliki hobi yang sama,
kami sama-sama suka melukis. Menumpahkan setiap cerita ke dalam sebuah lukisan,
perbedaannya hanyalah hasil akhir lukisan kami. Lukisan ku lebih kelam, setiap
warna yang tertuang memiliki arti kesedihan sedangkan Abel setiap warna yang
dia goreskan diatas kanvas selalu berakhir lembut dan ceria. Aku dan Abel
adalah 2 kutub yang berbeda, aku tomboy sedangkan Abel sangatlah lembut tapi
jika kami di satukan kami akan sangat merekat. Malamku mulai normal, tak pernah
lagi kulihat bayangan hitam yang selalu bertengger di jendela kamarku. Dulu Zello
selalu mewanti-wantiku untuk tidak menggubris bayangan hitam itu tapi bayangan
itu terlalu mengganggu. Dan sekarang setelah bayangan itu pergi aku merasa
sangat merindukan sosok